Media-Inspirasi, Aceh singkil – Hari kedua Idulfitri 1446 Hijriah dimanfaatkan masyarakat untuk berziarah ke makam ulama terkemuka di Kabupaten Aceh Singkil. Salah satu yang paling ramai dikunjungi adalah makam Syekh Abdurrauf Assingkil di Desa Kilangan, Kecamatan Singkil. Peziarah datang dari berbagai daerah, baik dari dalam kabupaten maupun luar wilayah Aceh Singkil.
Selain berdoa dan membaca ayat suci Al-Qur’an, banyak peziarah yang sekaligus menunaikan nazar mereka. Tradisi ini menjadi bagian dari perayaan Lebaran bagi sebagian masyarakat Aceh yang meyakini bahwa membayar nazar di makam ulama dapat membawa berkah.
“Kami sekeluarga datang ke sini untuk menunaikan nazar salah seorang keluarga kami. Ini sudah menjadi kebiasaan setiap Lebaran,” ujar Saldin, peziarah asal Kecamatan Gunung Meriah, Selasa (1/4/2025).
Suasana di sekitar makam terasa khusyuk dengan lantunan ayat suci yang dipanjatkan oleh para peziarah. Selain berdoa, mereka juga memberikan sedekah sebagai bagian dari nazar yang telah mereka ucapkan sebelumnya.
Saldin juga menanggapi pernyataan yang sempat viral di media sosial mengenai makam tersebut. Beberapa pihak menyebutnya sebagai tempat berhala, yang menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat.
“Menurut kami, anggapan itu keliru dan menyesatkan. Memang makam ini bukan makam Syekh Abdurrauf As-Singkily, Malikul Qadhi Kerajaan Aceh, tetapi jangan sampai disebut sebagai tempat berhala,” tegasnya.
Senada dengan itu, seorang peziarah asal Kota Subulussalam yang enggan disebutkan namanya mengatakan, bagi masyarakat kecil yang tidak mampu ke Banda Aceh untuk berziarah ke Makam Syiah Kuala, makam ini menjadi alternatif untuk menunaikan nazar.
“Kami percaya ini adalah makam seorang yang suci. Bagi kami yang tak bisa pergi jauh ke Banda Aceh, kami niatkan nazar di sini,” jelasnya.
Tradisi ziarah makam dan pembayaran nazar menjadi wujud penghormatan dan rasa syukur bagi masyarakat. Selain itu, momen Lebaran dinilai sebagai waktu yang tepat untuk melaksanakan janji yang pernah diucapkan.
Mayoritas peziarah yang datang membaca Surah Yasin, berdoa, serta berbagi sedekah kepada masyarakat sekitar. Warga setempat pun turut merasakan manfaat dari kedatangan para peziarah, baik dari segi sosial maupun ekonomi.
“Biasanya tradisi ini berlangsung beberapa hari ke depan selama masa libur Lebaran,” ujar salah seorang warga sekitar.
Dengan tingginya antusiasme masyarakat dalam menjaga tradisi ini, makam Syekh Abdurrauf Assingkil terus menjadi tujuan utama bagi para peziarah yang ingin mengisi Lebaran dengan kegiatan religius dan spiritual.
(Maksum)