Media-Inspirasi, Aceh Singkil – Paguyuban Pepulungen Malau Singkil Subulussalam (PMSS) akan menggelar acara buka puasa bersama (bukber) di Pendopo Wakil Bupati Aceh Singkil, Desa Pulo Sarok, Kecamatan Singkil, pada Jumat, 21 Maret 2025 pukul 18.00 WIB. Kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang bertujuan mempererat persaudaraan dan mengukuhkan eksistensi organisasi di tengah masyarakat.
Sekretaris PMSS, Maksum Malau, menyatakan bahwa acara bukber ini menjadi tradisi rutin setiap bulan Ramadan dengan lokasi yang bergilir di setiap kecamatan. “Tahun ini, giliran Kecamatan Singkil sebagai tuan rumah, dan alhamdulillah kami dapat menggunakan Pendopo Wakil Bupati untuk acara ini,” ujar Maksum, Kamis (20/3/2025).
Selain menjadi ajang silaturahmi, PMSS juga memanfaatkan momentum bukber untuk membahas perkembangan organisasi serta isu-isu sosial yang relevan dengan komunitas Malau di Aceh Singkil dan Subulussalam. Tahun ini, tema yang diangkat adalah “Dengan Semangat Berbuka, Mari Kita Eratkan Persaudaraan dan Eksiskan Organisasi.”
PMSS merupakan organisasi masyarakat yang menaungi marga Malau di Aceh Singkil dan Subulussalam. Didirikan pada tahun 2020, organisasi ini aktif dalam kegiatan sosial, termasuk santunan anak yatim dan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan. Selain itu, PMSS juga berperan dalam pelestarian adat dan budaya setempat, salah satunya dengan mendukung peluncuran buku Khazanah Adat dan Budaya Singkil.
Peran PMSS tidak hanya terbatas pada bidang sosial dan budaya, tetapi juga dalam politik lokal. Organisasi ini mendukung tokoh-tokoh dari marga Malau yang berkontribusi dalam pemerintahan daerah. Contohnya, Mursal ZA Malau terpilih sebagai anggota DPRK, sementara H. Hamzah Sulaiman Malau menjabat sebagai Wakil Bupati Aceh Singkil periode 2025-2030.
Keanggotaan PMSS mencakup ribuan kepala keluarga dari berbagai daerah di Aceh Singkil dan Subulussalam, termasuk anggota beru/boru dan bere/bebere. Organisasi ini dikelola secara kolektif, menekankan kebersamaan tanpa dominasi satu tokoh tertentu.
Marga Malau berasal dari suku Batak, khususnya Batak Toba, dengan akar silsilah dari Silau Raja. Daerah asal marga ini adalah Samosir, dan mereka memiliki hubungan kekerabatan dengan marga Manik, Ambarita, dan Gurning. Seiring waktu, marga Malau menyebar ke berbagai wilayah, termasuk Aceh Singkil dan Subulussalam, karena faktor ekonomi, perkawinan, dan migrasi.
Wilayah Aceh Singkil dan Subulussalam memiliki keragaman etnis dan budaya dengan pengaruh dari suku Pakpak, Karo, Alas, Kluet, Gayo, Toba, Minangkabau, dan Aceh. Keberadaan marga Malau di daerah ini tidak lepas dari asimilasi budaya serta pernikahan antar-etnis. Berdasarkan informasi sejarah, sebagian besar marga Malau di Singkil dan Subulussalam memiliki garis keturunan dari Samosir, tepatnya di daerah Harian Boho, dekat kawasan Sibea-bea.
Dalam konteks sejarah lokal, Kerajaan Seping di wilayah Singkil pernah dipimpin oleh Tandong Malau, seorang raja yang diangkat langsung oleh Sultan Aceh. Selain sebagai raja, Tandong Malau juga bertindak sebagai hakim untuk 16 kerajaan di wilayah Singkil, menunjukkan pengaruh besar marga Malau dalam struktur sosial dan pemerintahan masa lalu.
Saat ini, PMSS berupaya menelusuri lebih dalam sejarah marga Malau serta hubungan mereka dengan peradaban lokal. Organisasi ini mendorong penelitian melalui studi literatur, arsip sejarah, dan wawancara dengan tokoh-tokoh berpengaruh untuk memperkaya pemahaman generasi muda tentang jati diri mereka.
Ke depan, PMSS berkomitmen untuk memperkuat perannya dalam bidang sosial, budaya, dan pembangunan daerah. Organisasi ini ingin memperluas program bantuan kepada masyarakat, mendukung pendidikan, serta memberdayakan ekonomi anggota komunitasnya. Dalam bidang budaya, PMSS diharapkan terus aktif melestarikan adat dan tradisi Malau serta berkontribusi dalam pengembangan budaya lokal di Aceh Singkil dan Subulussalam.
Maksum Malau menegaskan bahwa PMSS akan semakin solid dalam membangun jaringan kerja sama, baik dengan pemerintah daerah maupun organisasi lain di tingkat lokal dan nasional. “Dengan semakin eratnya persaudaraan di antara kita, PMSS bisa berperan lebih aktif dalam pembangunan daerah serta memperkuat posisi komunitas Malau di berbagai sektor,” ujarnya.
Melalui acara bukber tahunan, PMSS tidak hanya mempererat ikatan persaudaraan tetapi juga terus meneguhkan eksistensinya sebagai organisasi yang berperan penting bagi masyarakat Aceh Singkil dan Subulussalam.
(Maksum)