Media-Inspirasi, Makassar
Festival Arak arakan Dewa dan Budaya dalam rangka merayakan Cap Go Meh Imlek 2576 Kongzili/2025 Masehi kembali digelar setelah 11 tahun sempat vakum. Imlek Tahun 2025 kali ini dipusatkan di Kota Makassar tepatnya di Jalan sangir dan sekitarnya yang dikenal dengan kawasan pecinan.
Selain Kakanwil Kemenag Sulsel, Arak arakan Dewa dan Budaya Imlek ini mengangkat tema Kebersamaan dalam Keberagaman menuju generasi emas 2045 ini dihadiri oleh Pj. Gubernur Sulsel, Kapolda, Pangdam XIV Hasanuddin, Dan Lantamal, Pangkoopsau, Walikota Makassar dan para pimpinan dan tokoh Ornas Keagamaan dan pimpinan Majelis Lintas Agama di Sulsel.
6000 peserta terlibat baik dari Vihara, Cetiya maupun Klenteng di Kota Makassar, Kota Parepare dan Kab. Takalar.
Pj. Gubernur Sulsel Prof. Fadjry Djufry dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini menandakan kekayaan budaya yang dimiliki masyarakat Sulsel yang sudah mengakar sejak dulu,
“Saya dorong kegiatan seperti ini bisa rutin digelar setiap tahun, untuk memperlihatkan eksistensi kedamaian dan kerukunan di Sulsel baik Suku, Agama Ras dan Antar Golongan,” Ujar Pj. Gubernur Sulsel.
Acara ini dimulai dengan resmi ditandai dengan penabuhan gendang Imlek oleh sejumlah Pejabat Termasuk Kakanwil Kemenag Sulsel.
Usai Acara, Kakanwil Kemenag Prov. Sulsel H. Ali Yafid secara khusus mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili, kepada umat Khonghucu dan warga bangsa yang merayakannya. Menag berharap Indonesia ke depan semakin maju dan sejahtera.
Ali Yafid juga mengajak umat Khonghucu dan umat beragama lainnya di Sulsel untuk mengamalkan ajaran agamanya masing-masing dengan sebaik-baiknya. Sebab, jika umat beragama menjalankan ajaran agama dengan sebaik-baiknya, Menag yakin Indonesia akan semakin damai dan sejahtera.
“Semakin dekat kita dengan ajaran agama masing-masing, maka akan semakin dekat dengan agama lain. Karena semua agama itu banyak persamaan dari sisi universal,” sebut Kakanwil
“Semakin religius umat beragama, maka kata kerukunan dan kedamaian umat akan terwujud, tidak sekedar simbolis semata” sambungnya.
Arak-arakan ini diawali oleh barisan Dewa Kwan Kong dan disusul 11 kelenteng lainnya. Mereka melewati podium tamu kehormatan dengan mengarak Patung Dewa Dewi dan simbol simbol khas Imlek.
Arak-arakan Dewa dan Budaya ini juga berisi berbagai pertunjukan, diantaranya barisan merah putih, dan budaya lokal, termasuk dari sejumlah bahan klenteng barisan terbanyak, yakni menurunkan 1.300 orang dengan beragam persembahan seperti pertunjukan naga dan barongsai, tarian massal khas dari negeri tirai bambu.
Yang unik adalah, terdapat satu barisan di akhir yang bertugas khusus membershkan dan memungut sampah sampah yang terserak di lokasi atau rute yang dilalui peserta
Tampak pula aparat baik TNI maupun Polda Sulsel turut serta dalam memberikan pengamanan yang ketat dalam pertunjukan ini.
Acara yang kembali digelar setelah 11 tahun tidak dilaksanakan. Menyebabkan sejumlah jalur jalan ditutup di sekitar Jalan Sulawesi, Makassar yang mengambil rute akan start di Jalan Sangir, lalu mengarah ke Jalan Irian, kemudian ke Jalan Ahmad Yani lalu masuk ke Jalan Sulawesi. (**)
(Abu)