Maros,Media-Inspirasi.com, 26 Agustus 2025 – Tidak semua pemimpin memilih cara yang sama dalam mengabdi. Saharuddin Lella, Lurah Kelurahan Bontoa, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, menghadirkan wajah berbeda dari seorang aparat pemerintah. Ia percaya, pelayanan bukan hanya soal tanda tangan dan berkas, tetapi juga soal rasa, hati, dan cinta pada budaya.
“Bagi saya, seni adalah energi yang menghidupkan. Lewat seni, saya bisa lebih dekat dengan masyarakat,” ucap Saharuddin dengan nada tenang namun penuh makna.
Lewat musik dan karya yang ia bagikan di kanal YouTube, Saharuddin menitipkan pesan sederhana: jangan lupakan orang tua, jaga kebersamaan, dan banggalah pada budaya sendiri. Ia ingin generasi muda tumbuh dengan pijakan yang kokoh, agar tidak mudah terbawa arus globalisasi.
“Kalau anak-anak terbiasa dengan budaya lokal sejak kecil, mereka akan tumbuh dengan rasa bangga. Itulah benteng yang menjaga kita dari kehilangan jati diri,” ungkapnya.
Bagi Saharuddin, melestarikan budaya adalah tanggung jawab bersama. Ia yakin, jika masyarakat, seniman, dan pemerintah berjalan seiring, budaya lokal bukan hanya terjaga, melainkan akan terus hidup menjadi kebanggaan.
Di balik kesederhanaannya, pengabdian Saharuddin Lella memberi pesan mendalam: bahwa seni bukan sekadar hiburan, melainkan bahasa cinta—yang mampu merangkul, menguatkan, dan menghidupkan kembali warisan leluhur.(**)
Laporan: Mirwan Sulsel