Media-Inspirasi,Kota Cirebon, 21 Juli 2025 — Warga Sumur Wuni RT 01 RW 07, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon yang terdampak pencemaran lingkungan akibat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kopiluhur akhirnya mendapat respons cepat dari Pemerintah Kota Cirebon.
Permintaan audiensi warga kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cirebon dikabulkan dan dilaksanakan pada Senin pagi (21/7/2025) di aula kantor DLH. Dalam audiensi ini, warga didampingi langsung oleh kuasa hukum mereka, A. Furqon Nurzaman, dan dihadiri oleh Wakil Wali Kota Cirebon Hj. Siti Farida Rosmawati serta Kepala DLH Kota Cirebon dr. Yuni Darti yang turut didampingi oleh kuasa hukumnya, Nashrudin Azis.
Audiensi berlangsung konstruktif dan terbuka. Warga menyampaikan secara langsung dua isu utama yang menjadi keluhan selama ini, yaitu:
1. Pencemaran air bersih akibat resapan limbah sampah dari TPA Kopiluhur yang merusak sumber air warga.
2. Masalah kesehatan masyarakat, terutama meningkatnya populasi nyamuk dan lalat yang diduga menjadi penyebab penyakit, serta desakan agar dilakukan penyemprotan secara berkala.
Kuasa hukum warga, A. Furqon Nurzaman, menyampaikan bahwa audiensi ini merupakan langkah penting untuk mencari solusi permanen. “Kami mewakili warga menyampaikan keluhan mengenai pencemaran air dan dampaknya terhadap kesehatan. Kami berharap pemerintah hadir dengan solusi nyata dan berkelanjutan,” ujarnya.
Menanggapi keluhan tersebut, Kepala DLH dr. Yuni Darti menyatakan komitmen untuk segera memenuhi kebutuhan mendesak warga. Dalam waktu dekat, DLH bersama Perumda Air Minum Tirta Giri Nata akan:
Menyalurkan bantuan air bersih langsung ke RT 01 RW 07.
Menyediakan tandon air (toren) di titik-titik yang dibutuhkan.
Mempersiapkan pembangunan sumur bor untuk penyediaan air bersih jangka panjang.
Menindaklanjuti permintaan warga untuk dilakukan penyemprotan nyamuk dan lalat di wilayah terdampak.
Namun, dalam pertemuan tersebut juga terungkap bahwa bantuan air bersih yang sebelumnya dikirim DLH melalui PDAM ternyata tidak tepat sasaran dan belum sampai ke wilayah RT 01 RW 07. Hal ini disayangkan oleh pihak warga.
“Informasi yang kami terima, bantuan air bersih telah dikirim, namun warga RT 01 tidak menerimanya. Ini tentu menambah keresahan. Kami berharap distribusi ke depan dapat lebih diawasi dan dikawal,” ujar Furqon.
DLH berjanji akan segera memperbaiki distribusi tersebut agar warga yang terdampak secara langsung benar-benar mendapatkan bantuan sesuai kebutuhan mereka.
Pertemuan ini menjadi langkah awal yang positif untuk membangun komunikasi dan solusi konkret antara warga dan pemerintah daerah, dalam menghadapi dampak lingkungan serius akibat keberadaan TPA Kopiluhur.
(Eka)