Media-Inspirasi,Indramayu – Fenomena umum di dunia politik Indonesia adalah bagaimana partai politik kerap kali melupakan kadernya sendiri, terutama yang berada di akar rumput. Salah satu contoh nyata yang mencuat di Kabupaten Indramayu adalah sikap DPD Partai NasDem yang dinilai kurang perhatian terhadap keberadaan dan perjuangan kadernya di tingkat kecamatan, khususnya DPC Kecamatan Kandanghaur.
Beberapa kader di DPC Kandanghaur mengaku merasa diabaikan oleh struktur partai di tingkat kabupaten. Mereka menyebutkan bahwa setelah pileg, pilbup 2024 usai, komunikasi dan pembinaan politik dari DPD seolah terputus. Padahal, para kader di tingkat kecamatan adalah ujung tombak partai dalam menyosialisasikan visi dan misi partai ke masyarakat.
“Kami seperti ditinggalkan setelah tidak lagi dibutuhkan. Padahal, ketika masa kampanye, kami yang bekerja keras di lapangan,” ujar salah satu tokoh DPC NasDem Kandanghaur yang enggan disebutkan namanya.
Situasi ini memunculkan kekecewaan dan pertanyaan besar mengenai komitmen partai terhadap pengembangan internal kader. Jika akar rumput dibiarkan layu, maka fondasi partai pun akan rapuh. Sikap seperti ini berisiko menurunkan kepercayaan publik dan memperlemah loyalitas kader.
Para pengamat politik pun menilai, partai politik seharusnya tidak hanya hadir saat menjelang pemilu, tapi juga aktif melakukan konsolidasi, pelatihan kader, serta pemberdayaan struktur hingga ke tingkat desa. Politik bukan hanya soal perebutan kekuasaan, tapi juga soal pembinaan berkelanjutan.
Kasus yang terjadi di Kandanghaur ini seharusnya menjadi cermin bagi partai-partai lain untuk tidak melupakan kader-kadernya yang telah bekerja keras membesarkan nama partai dari bawah.
(Eka/Sam)