Media-Inspirasi, Aceh Singkil. –Majelis Adat Aceh (MAA) Kabupaten Aceh Singkil berkolaborasi dengan Yayasan Suluh Insan Lestari mengambil langkah signifikan dalam melestarikan bahasa daerah dengan meluncurkan kamus dan buku cerita berbahasa Singkil, Singkil Pesisir, dan Aneuk Jamee. Acara peluncuran monumental ini diselenggarakan di Oproom kantor Bupati pada Rabu, 9 Juli 2025.
Peluncuran ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Wakil Bupati Aceh Singkil, Sekda, Plt Asisten III, Direktur Yayasan Suluh Insan Lestari, perwakilan komunitas penulis dan budayawan, serta perwakilan dari suku Singkil, Pesisir, dan Aneuk Jamee.
Ketua MAA Aceh Singkil, Zakirun Pohan, menegaskan bahwa peluncuran ini adalah tonggak penting dalam menjaga eksistensi bahasa daerah di tengah gempuran modernisasi. “Penyusunan kamus ini bukan pekerjaan ringan. Kosakatanya mencapai lebih dari 5.000. Ini bagian dari upaya konkret menyelamatkan bahasa kita dari ancaman kepunahan,” ujar Zakirun.
Ia juga menekankan bahwa bahasa bukan hanya alat komunikasi, melainkan juga penanda identitas dan warisan budaya. Zakirun berharap agar ke depan, regulasi seperti Peraturan Daerah dapat diterbitkan untuk memasukkan bahasa daerah ini ke dalam kurikulum pendidikan di sekolah-sekolah.
Feni Setiawati, Direktur Yayasan Suluh Insan Lestari, menyoroti dampak jangka panjang pelestarian bahasa daerah bagi pembangunan sosial dan budaya masyarakat. “Bahasa ibu adalah pintu masuk ke dalam sistem nilai, sejarah, dan cara berpikir masyarakat. Jika kita kehilangan bahasa, kita kehilangan jati diri,” tegas Feni.
Selain penyusunan kamus, timnya juga berhasil mengembangkan sistem ortografi atau sistem tulisan untuk ketiga bahasa tersebut, yang menjadi dasar penting bagi pengembangan literasi lokal. Peluncuran buku cerita daerah, hasil dari lomba bercerita, diharapkan dapat menanamkan kebanggaan dan rasa memiliki di kalangan generasi muda, menjadi jembatan agar anak-anak tidak terputus dari akar budayanya sendiri.
Yayasan Suluh Insan Lestari turut memanfaatkan inovasi digital dengan meluncurkan aplikasi yang memungkinkan masyarakat mengakses kamus dan cerita rakyat dalam bahasa ibu secara daring. Kehadiran teknologi ini memberikan ruang bagi bahasa lokal untuk tetap hidup di era digital.
Acara peluncuran ini menunjukkan dukungan lintas sektor, dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat seperti kepala sekolah, komunitas budaya, budayawan, dan para pemenang lomba bercerita.
Dalam rangkaian acara, Ketua MAA juga menyerahkan sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HKI) untuk kuliner khas Aceh Singkil, Ndelabakh Manuk Ditakmatah, kepada Wakil Bupati Aceh Singkil, Hamzah Sulaiman.
Wakil Bupati Hamzah Sulaiman dalam sambutannya menyatakan bahwa pelestarian bahasa adalah bagian tak terpisahkan dari pembangunan berkelanjutan. “Bahasa daerah adalah jantung identitas budaya. Kita harus menjadikannya kekuatan dalam menghadapi arus globalisasi, bukan hal yang ditinggalkan,” pungkasnya, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan pelestarian bahasa sebagai gerakan bersama demi menjaga warisan untuk generasi mendatang.
(Maksum)