Media-Inspirasi,CIREBON – Alih-alih menjadi pusat pelayanan kesehatan yang diandalkan masyarakat, Puskesmas Ciperna di Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, justru menuai keluhan dari warga sekitar. Sejumlah pasien menuturkan pengalaman tidak menyenangkan ketika berobat, mulai dari sikap petugas yang tidak ramah, informasi yang tidak jelas, hingga urusan administrasi rujukan yang dianggap dipersulit.
Seorang warga asal Plaosan mengungkapkan kekesalannya saat mengurus rujukan. “Saya sudah beberapa kali minta, tapi jawabannya hanya ‘nanti, nanti’. Akhirnya tidak jadi keluar rujukan sama sekali. Rasanya dipersulit,” ujarnya dengan nada kecewa.
Keluhan serupa juga datang dari warga Sampiran. Menurut mereka, petugas di bagian pendaftaran sering bersikap tidak komunikatif dan terkesan cuek. Alhasil, suasana pelayanan dinilai jauh dari kata nyaman.
Dampak dari buruknya layanan itu mulai terlihat nyata. Banyak masyarakat lebih memilih berobat ke Puskesmas lain, bahkan ke Beber yang jaraknya lebih jauh. “Meski jauh dan antre lebih lama, tapi pelayanannya ramah dan bikin kita nyaman. Kalau di Ciperna, malah bikin kesal,” keluh seorang pasien.
Saat ditelusuri awak media, Puskesmas Ciperna tampak sepi dibanding puskesmas lain. Hampir tak terlihat antrean panjang yang biasanya menjadi pemandangan di fasilitas kesehatan tingkat pertama. Fakta ini memperkuat dugaan bahwa warga mulai enggan datang.
Sementara itu, upaya media untuk meminta klarifikasi langsung menemui kendala. Kepala Puskesmas, Hj. Maemunah, disebut sedang cuti umrah, sehingga konfirmasi baru bisa dilakukan melalui staf perwakilan setelah hampir dua pekan ditunggu.
Kasus ini juga sampai ke telinga LSM dan perangkat desa. LSM yang peduli pelayanan publik menegaskan siap mendampingi warga untuk membawa aduan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon. “Pelayanan kesehatan adalah hak masyarakat. Kalau ada puskesmas, tapi masyarakat tidak nyaman, berarti ada yang harus dibenahi secara serius,” tegas perwakilan LSM.
Masyarakat berharap aduan ini benar-benar ditindaklanjuti, bukan sekadar formalitas. Perbaikan sikap petugas, penyederhanaan prosedur administrasi, dan kemudahan akses rujukan menjadi tuntutan utama.
Jika dibiarkan, fungsi Puskesmas Ciperna sebagai garda terdepan kesehatan masyarakat bisa kehilangan kepercayaan publik. Pada akhirnya, pertanyaan yang muncul: untuk apa puskesmas berdiri jika masyarakat lebih memilih berobat ke tempat lain?
[ RED ]