Media-Inspirasi, Tanah Datar — Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Pengolahan Produk Hortikultura Kabupaten Tanah Datar resmi diluncurkan dan diresmikan oleh Bupati Eka Putra pada Selasa (6/5/2025) di Kecamatan Salimpaung.
Peresmian turut disaksikan Dirjen IKMA Kementerian Perindustrian Reni Yanita bersama Sekretaris Dirjen Yedi Sabaryadi, Direktur IKM Pangan, Furnitur dan Bahan Bangunan Bayu Fajar Nugroho, serta jajaran rombongan lainnya. Hadir pula pimpinan dan anggota DPRD Tanah Datar, Pj. Sekda, staf ahli Bupati, kepala OPD, Ketua TP PKK, camat, wali nagari, dan sejumlah undangan.
Bupati Eka Putra menyebut peresmian ini sebagai momen membahagiakan, mengingat selama ini banyak hasil panen tomat dan cabai yang tak tertampung pasar dan akhirnya terbuang.
“Saat panen raya, harga sayur sangat murah. Banyak yang tidak terjual bahkan dibuang di pinggir jalan. Ini yang mendorong kami mencari solusi agar tidak terulang,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa solusi terbaik adalah melalui hilirisasi—mengolah hasil panen menjadi produk bernilai tambah.
“Alhamdulillah, dengan dukungan dari Kementerian Perindustrian, proposal bantuan yang diajukan sejak 2023 akhirnya terealisasi. Hari ini, Sentra IKM Hortikultura resmi beroperasi,” tutur Eka.
Bupati juga mengimbau pelaku IKM di kecamatan sekitar seperti Salimpaung, Tanjung Baru, Sungai Tarab, Lintau Buo Utara, dan X Koto agar memanfaatkan sentra tersebut untuk memproduksi saus sambal, saus tomat, cabai giling, dan produk olahan lainnya.
“Sentra ini bukan sekadar bangunan, tapi investasi masa depan. Hilirisasi dapat meningkatkan pendapatan petani dan pelaku IKM, menciptakan lapangan kerja, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” imbuhnya.
Ucapan terima kasih pun disampaikan kepada jajaran Kementerian Perindustrian. “Terima kasih atas bantuannya. Insya Allah sentra ini akan kami kelola dan manfaatkan sebaik mungkin,” kata Eka.
Dirjen IKMA Reni Yanita menjelaskan bahwa pembangunan sentra ini dibiayai melalui anggaran 2024. “Kita patut bersyukur, karena pada 2025 fokus anggaran diarahkan ke daerah tertinggal dan terluar,” jelasnya.
Reni berharap sentra ini dikelola maksimal, dan menekankan pentingnya pemenuhan bahan baku. “Perlu kolaborasi Pemda dan petani untuk menjamin ketersediaan bahan seperti tomat dan cabai,” ujarnya.
Ia juga meminta Pemkab menempatkan pejabat yang bertanggung jawab dan mampu berinovasi dalam pengelolaan.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Nakerin) Tanah Datar, Suhermen, menyebut pembangunan sentra ini menelan biaya lebih dari Rp9 miliar. “Sebesar Rp7 miliar untuk pembangunan fisik dan pengadaan alat, sisanya Rp2 miliar untuk peningkatan kualitas IKM melalui pelatihan,” jelasnya.
Suhermen menegaskan komitmennya untuk menjadikan Sentra IKM ini sebagai pusat produksi dan inovasi. “Insya Allah, Dinas Nakerin akan terus mendukung ketersediaan bahan dan kapasitas produksi bersama instansi terkait,” pungkasnya.
(Anto)