Media-Inspirasi, Prabumulih – Ketika bicara tentang olahraga, kita tidak hanya berbicara soal kompetisi, prestasi, atau semangat menang. Lebih dari itu, olahraga adalah jembatan: yang menyatukan warga, menguatkan komunitas, dan mempererat semangat kebersamaan. Di tengah semangat ini, satu nama muncul sebagai simbol dedikasi baru dalam membangkitkan dunia olahraga lokal: Franky Nasril S.Kom., M.M., Wakil Wali Kota Prabumulih.
Kamis, 3 April 2025, Stadion Talang Jimar menjadi saksi sejarah kecil namun berarti. Bukan karena hasil pertandingan, tetapi karena momen kebersamaan, semangat kolaborasi, dan visi besar yang disampaikan langsung oleh Franky Nasril dalam laga persahabatan antara Persipra All Star dan tim eks pemain Persita Tangerang. Pertandingan ini memang menghibur, tetapi yang lebih membekas adalah pesan moral dan inspirasi yang disampaikan.
Franky Nasril tidak hanya hadir secara fisik. Ia hadir dengan visi, energi, dan niat baik. Dalam sambutannya yang penuh semangat, ia menjelaskan rencana besar Pemerintah Kota Prabumulih—di bawah kepemimpinan Arlan-Franky—untuk mentransformasi Stadion Talang Jimar menjadi pusat kegiatan olahraga yang modern, representatif, dan inklusif.
“Stadion ini akan menjadi jantung aktivitas olahraga masyarakat Prabumulih,” ucapnya, dengan pandangan tajam yang sarat tekad. “Bukan sekadar tempat pertandingan, tapi ruang interaksi, pembinaan, dan inspirasi.”
Pernyataan itu bukanlah janji kosong. Pemerintah Kota Prabumulih melalui visi Arlan-Franky telah menyusun langkah konkret. Salah satu yang segera direalisasikan adalah pembangunan track jogging yang mengelilingi stadion. Inisiatif ini bukan sekadar mempercantik fasilitas, melainkan juga membuka ruang baru bagi masyarakat untuk lebih aktif dan sehat.
Lebih jauh, Franky menekankan pentingnya kualitas fasilitas olahraga. “Kami ingin anak-anak muda Prabumulih memiliki tempat layak untuk tumbuh menjadi atlet unggulan,” ujarnya. Fasilitas yang baik adalah fondasi penting untuk pembinaan, dan hal ini menjadi prioritas yang tak bisa ditawar.
Namun, yang membuat sosok Franky patut diapresiasi bukan hanya pernyataannya, melainkan konsistensinya. Di berbagai kesempatan, ia dikenal dekat dengan komunitas olahraga, dari tingkat kelurahan hingga skala regional. Ia tak segan turun langsung, mendengarkan keluhan pelatih, menyemangati pemain, bahkan ikut memfasilitasi kebutuhan dasar klub dan komunitas olahraga.
Laga Persipra All Star melawan eks Persita Tangerang menjadi simbol dari keterbukaan pemerintah dalam membangun jejaring luas di dunia olahraga. Menghadirkan nama-nama besar dari klub legendaris seperti Persita adalah strategi jitu, bukan hanya untuk hiburan, tetapi juga inspirasi. Pemain muda lokal yang menyaksikan langsung aksi para eks bintang itu mendapat pelajaran penting: bahwa keberhasilan bisa diraih dengan kerja keras dan pembinaan yang tepat.
Dalam konteks ini, Franky Nasril telah menjelma menjadi lebih dari seorang wakil wali kota. Ia menjadi tokoh penggerak yang memahami denyut nadi generasi muda dan kebutuhan masyarakat akar rumput. Gagasannya tentang “ekosistem olahraga” menandai pendekatan baru yang lebih berkelanjutan. Tidak hanya mengadakan event, tetapi juga memastikan kontinuitas pembinaan, akses fasilitas, dan keterlibatan aktif masyarakat.
Penting dicatat, pengembangan olahraga bukanlah agenda instan. Ia membutuhkan waktu, konsistensi, dan keberanian mengambil keputusan strategis. Dalam hal ini, Franky dan pasangannya, Wali Kota Ir. Arlan, telah menunjukkan itikad yang kuat. Mereka menyadari bahwa pembangunan manusia, khususnya di bidang olahraga, sama pentingnya dengan pembangunan fisik lainnya.
Jika ditelaah lebih dalam, pendekatan ini juga sejalan dengan misi nasional dalam membangun Indonesia bugar dan berprestasi. Prabumulih, di bawah duet Arlan-Franky, tampak tak ingin tertinggal. Mereka berupaya menciptakan wajah baru kota ini: kota yang aktif, sehat, dan berdaya saing.
Dari perspektif sosial, upaya Franky juga memberi ruang untuk dialog dan kolaborasi. Ia terbuka terhadap masukan, menggandeng berbagai elemen masyarakat, dan tidak segan melibatkan pihak luar. Kolaborasi dengan mantan pemain Persita misalnya, menunjukkan sikap egaliter sekaligus profesional.
Apa yang dilakukan Franky bukanlah pencitraan, tetapi refleksi dari kepemimpinan yang hadir, mendengar, dan bertindak. Di tengah banyak pemimpin yang hanya fokus pada proyek mercusuar, Franky menunjukkan bahwa kemajuan juga bisa dimulai dari hal-hal sederhana: fasilitas jogging, pertandingan persahabatan, atau sekadar hadir dan memberi semangat di tribun stadion.
Semangat seperti ini patut dirawat dan dijadikan teladan. Karena pada akhirnya, pemimpin yang besar bukan hanya mereka yang membangun gedung-gedung tinggi, tetapi juga yang mampu membangun harapan di hati warganya.
Kini, Stadion Talang Jimar tak lagi sekadar ruang kosong untuk bertanding. Ia mulai menjadi simbol perubahan, tempat semangat baru dibangkitkan, dan panggung bagi generasi muda untuk bermimpi. Dan di balik semua itu, ada Franky Nasril—pemimpin yang mengerti bahwa olahraga adalah bahasa universal yang menyatukan dan menginspirasi.
Jika konsistensi ini terjaga, bukan mustahil Prabumulih akan melahirkan atlet-atlet hebat yang suatu hari nanti mengharumkan nama daerah di kancah nasional, bahkan internasional. Sebuah mimpi yang kini tak lagi utopia, melainkan sesuatu yang perlahan, tapi pasti, sedang dibangun.
Dan semua itu dimulai dari satu langkah sederhana: kehadiran pemimpin di tengah rakyatnya, di lapangan, di stadion, di ruang-ruang tempat semangat tak pernah padam.
(/Red)