Media-Inspirasi, Kuala Baru (Aceh Singkil) 14 Maret 2025 – Menjelang Ramadan 1446 Hijriah, pemerintah desa dari tiga wilayah di Kecamatan Kuala Baru, Kabupaten Aceh Singkil secara serentak menyalurkan bantuan sembako kepada anak-anak yatim. Dalam kegiatan yang digelar Jumat (14/03/2025) tersebut, pejabat dari Desa Suka Jaya, Desa Kuala Baru Laut, dan Desa Kuala Baru Sungai, bersama pendamping desa dan panitia pelaksana, hadir untuk memastikan distribusi bantuan yang meliputi beras dan paket sembako tepat sasaran. Kegiatan ini menjadi bukti nyata kepedulian dan solidaritas di tengah momentum Ramadan, sebagaimana diungkap oleh Keuchik Syamsul, salah satu pejabat desa terkait.
Kegiatan bantuan ini merupakan bagian dari program tahunan yang telah dijalankan selama beberapa tahun terakhir. Menurut Keuchik Syamsul, “Alhamdulillah, bantuan sembako ini merupakan bentuk nyata komitmen kami dalam meringankan beban anak-anak yatim menjelang Ramadan. Kami berharap inisiatif ini tidak hanya membantu secara material, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri dan harapan di hati mereka.” Ungkapan tersebut mencerminkan tekad para pejabat desa untuk terus memberikan dukungan kepada kelompok masyarakat yang rentan.
Acara penyerahan bantuan berlangsung di halaman balai desa dengan dihadiri berbagai elemen masyarakat. Dari ketiga desa yang terlibat, masing-masing diwakili oleh tokoh desa, yaitu Keuchik Syamsul dari Desa Suka Jaya, Keuchik Ishak dari Desa Kuala Baru Sungai, dan Keuchik Umayyah dari Desa Kuala Baru Laut. Selain mereka, pendamping desa Adamir serta tim panitia pelaksana turut memastikan setiap bantuan diterima secara merata oleh anak-anak yatim yang ada. Dalam kesempatan tersebut, Keuchik Ishak menambahkan, “Bantuan ini merupakan bagian dari tradisi berbagi yang telah mengakar kuat di Aceh. Kami ingin anak-anak yatim merasa diperhatikan dan mendapatkan dukungan agar mereka tetap optimis menghadapi masa depan.”

Di balik keberhasilan penyaluran bantuan ini, tersimpan cerita-cerita pilu namun penuh harapan. Salah seorang penerima bantuan, yang enggan disebutkan namanya, menyatakan, “Kami merasa sangat terharu atas kepedulian yang diberikan. Di bulan Ramadan yang penuh berkah, bantuan ini sangat berarti bagi kami yang selama ini merasa dilupakan.” Ucapan tersebut menggambarkan betapa bantuan sederhana sekalipun dapat membawa dampak besar bagi kehidupan mereka yang kurang beruntung.
Secara logistik, penyaluran bantuan dilakukan dengan sistem yang terorganisir. Setiap desa bertanggung jawab atas distribusi di wilayah masing-masing dengan pendampingan langsung dari panitia pelaksana. Data dari Kantor Kecamatan Kuala Baru mengungkapkan bahwa sekitar 150 anak yatim telah menerima manfaat langsung dari program ini. Hal ini diperkuat oleh laporan verifikasi yang dikumpulkan oleh perangkat desa, yang memastikan bahwa bantuan benar-benar tepat sasaran dan tidak terjadi kebocoran dalam pendistribusian.
Kegiatan ini juga diiringi dengan rangkaian kegiatan keagamaan, antara lain doa bersama dan pembacaan ayat suci Al-Qur’an. Suasana khidmat tersebut semakin menguatkan pesan solidaritas dan kebersamaan. Keuchik Umayyah menyatakan, “Selain kebutuhan material, kami ingin menyampaikan pesan moral bahwa setiap kebaikan yang dilakukan akan membawa berkah dan ampunan dari Allah SWT. Semoga bantuan ini menjadi amal jariyah yang memberikan inspirasi bagi masyarakat untuk terus berbuat baik.” Ucapan ini mendapatkan respon positif dari para hadirin yang turut merasa terinspirasi oleh semangat kebersamaan di tengah tantangan sosial dan ekonomi.
Di balik semua upaya tersebut, kerja sama lintas sektor menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan program ini. Pemerintah desa bekerja sama dengan tokoh masyarakat, lembaga keagamaan, dan berbagai instansi terkait untuk mengoptimalkan distribusi bantuan. Menurut salah satu pejabat pelaksana, koordinasi yang baik antar pihak inilah yang memungkinkan kegiatan ini berjalan lancar meskipun dihadapkan pada berbagai kendala operasional. “Kerjasama dan sinergi antar elemen masyarakat sangat penting. Kami berupaya agar bantuan yang diberikan tidak hanya sekadar seremonial, melainkan benar-benar dirasakan manfaatnya oleh anak-anak yatim,” tambahnya.
Program bantuan sembako yang dilaksanakan di tiga desa ini merupakan respons terhadap tantangan ekonomi yang semakin dirasakan oleh masyarakat, terutama di masa-masa menjelang Ramadan. Di Aceh Singkil, seperti di banyak daerah lainnya, kondisi ekonomi yang sulit membuat banyak keluarga mengalami penurunan daya beli. Hal ini tentu berimbas pada kesejahteraan anak-anak yatim yang merupakan kelompok masyarakat yang paling rentan. Dengan adanya bantuan ini, diharapkan tidak hanya kebutuhan pokok yang terpenuhi, tetapi juga muncul semangat kebersamaan dan saling membantu.
Lebih dari sekadar distribusi bantuan, kegiatan ini memiliki nilai human interest yang tinggi. Banyak anak yatim yang mendapatkan dukungan psikologis melalui interaksi langsung dengan para pejabat desa dan tokoh masyarakat. Mereka merasa dihargai dan diingat, sehingga rasa kesepian yang selama ini menyelimuti dapat sedikit terobati. Sebuah momen yang tersimpan dalam ingatan bersama terjadi ketika seluruh peserta acara berfoto bersama sebagai simbol persatuan dan harapan. Foto tersebut kemudian diabadikan sebagai bukti nyata bahwa di tengah segala keterbatasan, semangat berbagi tetap hidup dan berkembang.
Keberhasilan program ini juga menimbulkan harapan agar pemerintah desa dapat terus mengembangkan inisiatif serupa di masa depan. Rencana tindak lanjut mencakup peningkatan cakupan bantuan yang tidak hanya sebatas sembako, tetapi juga program pendidikan dan pelatihan keterampilan untuk anak-anak yatim. “Kami bertekad untuk tidak berhenti di sini. Bantuan ini adalah awal dari rangkaian program yang lebih luas untuk meningkatkan kualitas hidup anak-anak yatim di wilayah kami,” ujar salah satu panitia pelaksana yang juga turut berperan aktif dalam kegiatan tersebut.
Melihat antusiasme dan dukungan yang luar biasa dari masyarakat, kegiatan ini juga telah mendapat sorotan positif dari media lokal. Berbagai pihak memuji inisiatif para pejabat desa yang konsisten menjalankan program bantuan ini. Apresiasi tersebut tidak hanya menguatkan semangat para pelaksana, tetapi juga membuka peluang bagi daerah lain untuk mengadopsi model kerja sama yang serupa guna membantu mereka yang membutuhkan.
Di akhir acara, suasana haru sempat menyelimuti ketika para pejabat desa mengajak semua yang hadir untuk bersama-sama memanjatkan doa agar keberkahan Ramadan senantiasa menyertai setiap langkah kebaikan. “Semoga setiap bantuan yang kita berikan menjadi amal jariyah dan membawa perubahan positif bagi masyarakat, khususnya bagi anak-anak yatim yang merupakan aset berharga masa depan bangsa,” tutup Keuchik Syamsul dengan penuh keyakinan.
Kehadiran bantuan sembako ini, meski tampak sederhana, memiliki makna mendalam. Di tengah kerasnya realita sosial dan ekonomi, semangat gotong royong serta kepedulian antar sesama menjadi modal utama untuk membangun masyarakat yang lebih inklusif dan berkeadilan. Dengan tekad dan kerja keras yang telah ditunjukkan, diharapkan momentum Ramadan kali ini dapat membawa harapan baru dan menginspirasi lebih banyak pihak untuk terus berbagi.
Melalui serangkaian kegiatan terkoordinasi, program bantuan ini tidak hanya memberikan pemenuhan kebutuhan pokok, tetapi juga menyuntikkan semangat kebersamaan yang menguatkan rasa persaudaraan antar warga. Di masa depan, inisiatif seperti ini diharapkan dapat dijadikan contoh bagi daerah lain dalam upaya mengatasi kesenjangan sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
(Rahman Pohan)