Media-Inspirasi, Prabumulih
Rumah sakit seharusnya menjadi tempat yang memberikan pelayanan kesehatan terbaik dan profesional kepada masyarakat. Namun, dugaan kurangnya profesionalisme muncul dari salah satu rumah sakit swasta di Prabumulih, yakni Rumah Sakit Fadhilah, yang berlokasi di Kecamatan Prabumulih Barat, Kota Prabumulih. Dugaan ini mencuat setelah adanya keluhan dari seorang pasien dan keluarganya terkait pelayanan yang diterima di rumah sakit tersebut.
Kasus ini bermula ketika seorang pasien berinisial (S), seorang pekerja tambal ban, mengalami kecelakaan kerja pada Sabtu, 17 Januari 2025. Korban segera dilarikan ke RS Fadhilah untuk mendapatkan perawatan medis. Berdasarkan pemeriksaan awal, dilakukan rontgen terhadap lengan korban yang mengalami patah tulang. Hasil rontgen menunjukkan adanya dua buah paku yang terlihat berada di lengan pasien, yang membuat pihak keluarga cemas dan khawatir akan keselamatan korban.
Melihat hasil tersebut, keluarga meminta pihak rumah sakit untuk segera melakukan operasi guna mengangkat paku yang diduga tertanam di lengan korban. Namun, biaya operasi yang cukup besar, mencapai Rp 9 juta, menjadi kendala bagi keluarga pasien. Karena tidak mampu menanggung biaya tersebut, keluarga memutuskan untuk membawa pasien keluar dari RS Fadilah pada malam itu.
Keesokan harinya, pasien dibawa ke RSUD Kota Prabumulih dengan harapan biaya perawatan lebih terjangkau. Setelah dilakukan pemeriksaan ulang oleh dokter ahli bedah pada 18 Januari 2025, dokter memutuskan untuk melakukan rontgen ulang. Namun, hasil rontgen tersebut justru mengungkap fakta mengejutkan: tidak ditemukan paku di tubuh pasien.
Fakta ini membuat keluarga semakin bingung. Setelah dilakukan pengecekan lebih lanjut, diketahui bahwa paku yang terlihat pada hasil rontgen sebelumnya ternyata menempel pada papan penyangga tulang yang dipasang di RS Fadhilah. Hal ini dikonfirmasi oleh salah satu keluarga pasien, Lis, yang menyatakan bahwa papan tersebut memang dipasang oleh pihak RS Fadhilah.
“Benar, Pak, paku itu bukan di tubuh pasien, melainkan di papan penyangga tulang. Kami dari lokasi kejadian tidak membawa apa-apa,” ungkap Lis ketika dikonfirmasi.
Fakta ini menimbulkan pertanyaan besar terkait profesionalisme RS Fadhilah. Apakah ada unsur kelalaian atau bahkan kesengajaan dalam proses pemasangan dan pemeriksaan? Keluarga pasien pun merasa dirugikan oleh kejadian ini.
Ketika dikonfirmasi pada Selasa, 22 Januari 2025, pukul 10.00 WIB, Humas RS Fadhilah, Deni, menyatakan bahwa pihak rumah sakit akan melakukan koordinasi lebih lanjut dengan bagian IGD dan rontgen untuk mengevaluasi kejadian tersebut. “Terkait hal itu, kami selaku pihak rumah sakit akan berkoordinasi dengan pelayanan IGD dan bagian rontgen dahulu,” jelas Deni.
Namun, hingga berita ini ditayangkan, pihak RS Fadhilah belum memberikan penjelasan pasti mengenai penyebab kesalahan tersebut.
Kejadian ini memunculkan kekhawatiran masyarakat terkait kualitas pelayanan kesehatan di RS Fadhilah. Masyarakat berharap pihak Dinas Kesehatan dapat turun tangan untuk menyelidiki dugaan kelalaian ini dan memastikan bahwa pelayanan di fasilitas kesehatan benar-benar memenuhi standar profesionalisme dan tidak merugikan pasien. (/Red)